[Part 1: Keracunan Omong Kosong]
[Verse 1]
Apa yang kau tawarkan, bukan pengetahuan
Ucapan miskin pemikiran
[Verse 2]
Apa yang kau sodorkan, hanyalah hasutan
Ujaran penuh kemunafikan
Keracunan omong kosong
[Chorus]
Banjir informasi, banyak kontradiksi
Berhati-hati, awas jalan berduri
Argumennya asal, jauh dari handal
Tak masuk akal, kacau menjurus brutal
Dakunya seluas cakrawala
Padahal hanya segitu saja
[Verse 3]
Apa yang engkau makan?
Inginnya bentrokan
Hujatan kudapan andalan
Apa yang engkau telan?
Gagasan pas-pasan
Kebencian menjadi pegangan
[Chorus]
[Outro]
Maunya sempurna tanpa celah
Ternyata retak di mana-mana
[Part 2: Cara Pengolahan Sampah]
[Verse]
Dalam demokrasi
Sampah pun meninggi, cari eksistensi
Bukan disesali atau dimungkiri
Jangan dibaui, diatasi
Dialihfungsi, ke energi
[Verse 2]
Dipilah, dipisah
Agar gampang diubah, biar mudah diolah
Yang basah, alamiah
Tanam di tanah, mestinya berfaedah
[Verse 3]
Yang plastik, problematik
Mending diotak atik, jadi hiasan apik
Yang organik, pemantik
Diotak atik, berharap jadi listrik
[Outro]
Kita konsumsi sampah (konsekuensi demokrasi)
Kita produksi limbah (ide basi yang beraksi)
Kita konsumsi sampah (konsekuensi demokrasi)
Kita produksi limbah (miskin visi unjuk gigi)