Jason Ranti
Mini Album
[Lirik "Mini Album"]

[Intro]
Dari ini, woo, kurasa wiski terlalu pagi
Kuingin kopi seperti Iwan Fals, ha
Tapi ini Canggu, tapi ini Canggu
Di masa pandemi
Mmm

[Verse 1]
Hey man, dari Iceland Vodka sampai Tuak Gresik
Kota Santri dan kisah 1001 pedih
Anggur Orang Tua, oh orang tua ke mana?
Sampai ciu bekonang, hei, hey man aku berenang
Dengan sticky rice Mbak Anna
Oh senang, plak plung, do re mi fa si la si ku wu
Perasaanku siapa yang tahu?
Tuhan adalah teman tongkronganku, ha hai

[Chorus]
Oh mlaku-mlaku, surat ijin merdeka
SIM: Surat Ijin Merdeka
Berlaku sampai minggu depan, oh Mas Bagus tolong aku

[Verse 2]
Aku sedih, aku tak tahu
Harus bertanya ke mana? Apakah Tantowi Yahya?
Apakah Mata Najwa?
Apakah Mas Gun? Apakah Mas Dadang Pranoto?
Apakah Tuhan? Siapa itu Tuhan?
Terlalu banyak wiski pagi ini
[Chorus]
Mlaku-mlaku
Surat ijin merdeka atawa SIM
Berlaku sampai minggu depan, hei Mas Bagus

[Verse 3]
Aku ingin mandi pondoh, di Pasar Gamping dijemput
Jam 5 pagi, aku ingin merdeka dari segala
Juga dari mbakyu
Juga dari belahan hatiku
Juga dari dia
Hei belahan hati, kau bicara sepanjang masa tapi aku bicara yang lain
Kebetulan adalah rumus fisika, kuantum pula
Barusan Stevy ngajak aku nyemplung ke masa lalu
Pergi melalui mata anaknya Tun Jawa yang melampaui tetek bengek seni rupa
Ooo suatu kehormatan
Awww
Mmm, terlibat dalam hidup kalian

[Verse 4]
Hal paling romantis yang pernah diucapkan
Seorang laki-laki terhadap laki-laki lain
Tanpa perlu terdengar seperti homoseks, uh
Hei, itu pun tak mengapa
Sebab varian seksual adalah blablablablablabla blablablabla
[Chorus]
Sudah paham, sudah paham
Paham betul, kebetulan paham
Oh paham tak paham, asal kumpul
Paham tak paham, paham tak paham
Asal kumpul
Makan tak makan, makan tak makan
Asal sayang, asal sayang
Oh, hidup saat pandemi begitu aneh sekali
Makan tak makan, asal kumpul
Aku miskin tapi aku kenyang

[Verse 5]
Siapa yang bisa mengajarkan? Nadiem Makarim?
Menteri Pendidikan, oh
Menteri Peraturan
Hei Mbak Melati, jangan lupa
Hei, cinta kasih harus tetap ngebul di dapur
Cinta kasih harus tetap ngebul di dapur
Cinta kasih harus tetap ngebul di dapur
Aku perlu baca selusin Femina, majalah wanita
Untuk mengerti cinta kasih
Harus selalu ngebul di dapur

[Chorus]
Oh terima kasih untuk jus kacang ijo
Dan motor pinjaman
[Verse 5]
Sepanjang jalan kenangan dengan helm pinjaman
Jogjakarta-Solo, di antaranya ada Klaten
Alon-alon asal telaten, oh
Pantat truk bicara, oh semerdu suara Mbak Rara
KLa Project minggir dulu
Bangsat ningrat tukang bercinta minggir dulu
Ada kebijaksanaan di situ
Di antara orang-orang miskin
Kebal gosip, kebal gosip, hei
Kamu korban janji?
Ya harus kebal gosip
Oh maafkan aku, wiski terlalu pagi
Dan sekarang di Canggu saat pandemi
Wiski terlalu pagi
Oh sini melipir sebentar, hei
Beli bakwan, es teh manis, wuu
Jangan terlalu manis, aku dites
Aku takut dites kehidupan, aku belum mandi
Hey man, aku di...fuck!
Aku takut dites oleh kehidupan
Eh tapi jiwaku semeriwing
Jalanku miring, kunciku minor 7 flat 9
Wuu

[Verse 6]
Kalau kamu pikir lagu ini berakhir, kamu salah
Kamu salah, hei kamu selalu salah
Oh pemerintah selalu benar, yeah
Pemerinta bicara tentang aturan, sedang aku
Bicara tentang cinta, cinta
Cinta oh cinta
Oh rasa itu kukenang selalu
Kuingat selalu
Di antara benar-salah aku ingin terbang
Oh aku ingin terbang
Di antara benar-salah

[Verse 7]
Dan sekarang belum sampai Malang
Tapi wajahnya sudah terbayang
Wanginya merdu, lekuknya teduh
Halo Merah, apa kabarmu?
Mengapa ibumu tidur di situ?
Sebab angin kencang kenangan gampang dibawa terbang
Kukira begitu, kukira begitu
Kesetiaan diuji
Oh maafkan aku kalau ku sok tahu
Ah ngentot, selalu susah mengucapkan setia
Dalam pengaruh wiski, wuu
Tapi itu kehidupan, tapi itu kehidupan
Kukira di situ kesetiaan diuji
Di belakang rumah ada suara linggis
Campur aduk dengan suara burung
Momok Hiyong, Momok Hiyong jauh-jauh dari jendela
Aku ingin rekaman buat masa depan, apa kabar Bapak Nasirun?
Hei, aku ingin buat senar layang-layang
Dari rambut Bapak, mohon doa restu
Oh ya, mengapa HP tak punya dikau? Wuu
Hei Bapak, waktu aku sendirian aku berfikir tentang dikau
Aku pikir bahwa orang kaya itu bebas, sementara orang miskin itu
Dipenjara perasaan, dipenjara perasaan
Orang miskin dipenjara perasaan
Dipenjara perasaan, yeah
Dipenjara perasaan, wuu
Anjing, Canggu memang anjing

[Verse 8]
Dan sekarang belum sampai Malang
Tapi wajahnya sudah terbayang
Wanginya merdu, lekuknya teduh
Halo Merah, apa kabarmu?
Hei, aku ingin bertanya
Mengapa ibumu tidur di situ?
Sebab angin kencang kenangan oh kenangan
Gampang dibawa terbang, ow
Kukira begitu, aku begitu sok tahu
Kukira di situ kesetiaan diuji
Di belakang rumah ada suara linggis
Oh, campur aduk dengan suara burung
Momok Hiyong, Momok Hiyong jauh-jauh dari jendela
Aku ingin rekaman buat masa depan, uuu
Apa kabar Bapak Nasirun?
Aku ingin buat senar layang-layang
Dari rambut Bapak, mohon doa restu
Oh iya, mengapa HP tak punya dikau?

[Verse 9]
Dan begitu pun, hau
Dan begitu pun hmm
Sepanjang jalan kenangan dengan helm pinjaman
Dan celana dalam dari Indomaret dan Alfamart
Oalah, Mas Bagus selalu ngerem
WIB: Waktu Indonesia Bagian Bagus, wuu
Pikirannya sedang di mana? Pikiran sedang di Athena
Cinta dan tongkrongan, hei belajar pengalaman
Belajar pengertian sudah sampai mana? Hei
Belajar perasaan
Sudah sampai mana?
Sudah sampai Tawangmangu, mbakyu
Sudah sampai di situ
Perasaanku padamu
Aku mau jadi penghulu di ketinggian
Makan mie instan, hei, anjing kehidupan
Perjalanan cinta 10 tahun
10 tahun dirangkum dalam satu sore
Mana bisa? Mana bisa? Mana bisa?
Terlalu banyak rasa
Terlalu banyak rasa
Di SPBU, Stevy dan aku bertaruh
Apa hasilnya, apa hasilnya?
Senyum dan tawa atau diam dan luka?
Hei, siapa yang tahu, siapa yang tahu?

[Verse 10]
Misterius adalah nama tengahmu
Itulah mengapa aku cinta kamu
Karena misterius adalah nama tengahmu
Oh, jangan senang dulu, wuu
Di ketinggian, di ketinggian
Kali ini di Batu, Malang
Sari Apel dan pena hitam, bakteri yang dikendalikan
Hati-hati Mas Suryawan, oh, istri sedang hamil, istri sedang hamil
Oh wuu
Hey man, anjrit
Pada suatu malam dia mendengarkan suatu lagu yang beresonansi dengan jiwanya
Lalu dia keluar di dalam, dia tidak mikir apa-apa
Kudengar kau, kudengar-dengar rumah ini dulu bekas pelacuran
Tempat kau pertama belajar dosa, oh indahnya dosa
Oh indahnya dosa
Bahkan aku fales, fuck!
Tapi indahnya dosa
Belajar gambar dan bermain api
Belajar gambar perspektif bahwa benar-salah itu relatif
Sekarang buktinya baik-baik saja di ketinggian rumah itu hangat, tiada tara
Fuck

[Verse 11]
Hei, lalu lanjut ke panggungan dengan gitar pinjaman
Hei, Muhammad Iksan adalah komandan
Mulutnya adalah Toa dan gitarnya adalah meriam, anjing, wuu
Panggung adalah medan pertempuran
Tata cahaya adalah kobaran api
Keringat adalah bubuk mesiu
Dan daki adalah...aww, fuck!
Dan daki adalah proyektil peluru, ooo

[Verse 12]
Oh, makin hari makin susah saja
Menjadi manusia yang bahagia
Hei, bahagia itu apa?
Bahagia itu kenapa?
Oh, sepanjang kenangan
Dengan helm pinjaman
Tidur sembarangan
Minum larutan celana dalam
Sendirian di angkringan
Hei, iblis
Aku bersyukur masih bisa makan, iblis
Bahagia itu apa? Kamu itu apa?
Diklaim teman-teman, membayangkan kehidupan
Tai kucing di atas tai anjing
Aku lelah dengan bayangan, aku rindu pengalaman
Di ketinggian, di ketinggian aku kangen teman-teman
Aku kangen kehidupan, aku kangen api kehidupan
Aku menantikan kenyataan, oh kenyataan

[Verse 13]
1000 likes di dunia maya, peduli setan di dunia nyata
Lalu di atas sendal jepit
Aku berimprovisasi
Dalam naungan kunci minor 7 flat 7, uh
Sedikit Chet Baker, "Along Together"
Uh, banting gitar sebentar
Rasakan sentuhan mayor 9, fuck
Yang ringan-ringan, yang senang-senang
Hidup tiada batas, aku mau bebas
Juga dari kau bebas
Oh, aku mau bebas
Juga dari kau bebas, aku berimprovisasi
Di atas aspal, oh kehidupan

[Outro]
Namaku Jason Ranti
Aku tak tahu apa-apa dalam hidup ini
Yang kutahu, oh yang kutahu
Oh, harus berani
Harus berani
Harus berani dalam hidup ini
Harus berhati