[Verse 1]
Duka datang tanpa aba, senyap menyapa
Dan terbungkam kata-kata "Bela penista"
Raut resah yang tersisa
Deras tangisnya langit, kalut yang bicara
[Verse 2]
Ucap-ucap yang menggenggam, angkuh dan tajam
Jejak-jejak yang diredam, dingin terdiam
Lelah, pecah, dan terbelah, bersambut kalah
Terasingkan dan terbuang
[Refrain]
Jika mati 'kan berujung pada siksa, ’kan kuketuk pintunya
Jika api yang menungguku di sana, 'kan kudekap nyalanya
Jika mati 'kan berujung pada siksa, ’kan kuketuk pintunya
Jika api yang menungguku di sana, 'kan kudekap nyalanya
Jika mati 'kan berujung pada siksa, 'kan kuketuk pintunya
Jika api yang menungguku di sana, 'kan kudekap nyalanya
Jika mati 'kan berujung pada siksa, 'kan kuketuk pintunya
Jika api yang menungguku di sana, 'kan kudekap nyalanya
Jika mati ’kan berujung pada siksa, ’kan kuketuk pintunya
Jika api yang menungguku di sana, 'kan kudekap nyalanya
Jika mati ’kan berujung pada siksa, 'kan kuketuk pintunya
Jika api yang menungguku di sana, 'kan kudekap nyalanya
Jika mati 'kan berujung pada siksa, ’kan kuketuk pintunya
Jika api yang menungguku di sana, 'kan kudekap nyalanya
Jika mati 'kan berujung pada siksa, 'kan kuketuk pintunya
Jika api yang menungguku di sana, 'kan kudekap nyalanya