[Produced by Senartogok]
[Verse: Joe Million]
Kau tak perlu kicau dan meninjau yang ku cipta
Kau tak mau ku tikam belikatmu dengan pisau
Melihatku mendekatimu mendadak kau risau
Serentet kalimat terarah kau pilih pistol
Selembar salinan lirikku tunjuk taring dan
Liur yang membius wanita tergiur kematian
Disambut tari-tarian Lucifer Rastafarian
Dan Medusa bergantian menghembuskan perapian
Menghanguskan neraka mengangkut koper berangkat
Kendara asap terangkat menanjak entah berantah
Indah gerakan kata perkata tertata
Kau coba untuk terkakan tak sadar mulut tergagap
Dan aku tawa terkakak menatapmu yang ternyata
Tak mampu untuk belajar menghitung bahkan membaca
Namun berani meracau meramu pidato
Berbicara panjang lebar bagai berwawasan luas
Kau tak sadar sedang berhadapan dengan makhluk buas
Yang tak kenal peradaban darah membuatku puas
Tulangmu ku pakai buat jadi tuas membersihkan
Dagingmu di gigi yang baru saja ku gigit
Namun tak mulut ucapanmu aku jijik
Penuh dengan hal busuk ortumu gagal mendidik
Mungkin kau dulu di titip di tempat bermain titit
Karena ucapmu tak masuk akal malah masuk anal
Dan bagi saudara-saudarimu yang juga dari dulu
Tak sadari dan hargai aku tak kan pandang bulu
Ludahku akan butakan mukamu aku rusakkan
Dan saat ampun kau hatur pintu angkuh ku bukakan
Kedua orangtuamu tak bisa berbuat apa-apa
Saat tinta menapak tinggalkan rima yang tampan
Anak perempuan mereka datang ke pangkuanku
Tanpa keraguan berebutan merangkul aku
Sakku penuh dan ku popular Dan tak ku kenal siapa presiden
Sarapan pagi ku gadis muda Malam ke pagi mabuk sampai buta
Wanita rebutan mamanya ikutan Ku hanya bisa bersyukur tuk tiap kecupan
Lanjut
Tersebar kabar di TV dan surat kabar
Rapper tampan datang menghantam satu keluarga tanpa sisa
Dengan bisa dia menyiksa tinggalkan luka dan nista
Mata Indonesia teralih lupakan Iskan
Kini Dahsyat, Silet, Go Spot, juga Cek dan Ricek
Kelilingi pantat aku selidiki tanpa takut
Namun bagai barang reject aku tolak dengan angkuh
Semangkuk cabe kutolak dalam mata hidung kamu
Nah, itu baru bagus melihat mereka hampir mampus
Yah, siapa suruh ganggu ku yang sedang ganti kancut
Dan, itu masih bagus bagai jualan si Bagus
Beruntung ku tak lagi mabuk karena uangku lagi tabung
Perlahan-lahan kataku yang tak berarti
Buat label-label mendekati datang silih berganti
Memohon-mohon namun sayang ku tak tanggapi
Bahkan Inul dan Dhani sebelum mendatangi
Wajahnya didandani pantatnya dibedaki
Berharap tintaku mendarat dan ciptakan paraf
Namun sayang sekali aku sayang sekali
Karyaku makaku tak kan jual sampai mati
Namun tak sampai hati nomor hape pun ku bagi
Karna jika suatu pagi ku tak lagi punya nasi
Untuk ku makan ku harap kau akan datang dan kasih
Makananmu yang masih belum basi
Lalu 20 tahun kemudian keras namaku menggaung
Bahkan masuk soal ujian sebagai rapper yang setia
Hentak panggung dan mengaum dengan rima teruji dan
Flow penuh tiang api instrumental dikremasi
Artis papan atas yang kerjanya hanya hibernasi
Dikudeta deportasikan ke dunia fantasi
Kembali jadi badut dan tak perlu terima kasih
Karena kau cuma ku jadikan investasi