Bu Darmi
Kututurkan sebuah cerita
Kisah sedih yang jadi biasa
Karena kita menutup mata
Menjelang hari raya
Ibu Darmi membeli semua perlengkapan di pasar
Uangnya sedikit tapi harus dapat banyak
Terpaksa berhutang walau malu sudah menumpuk
Upacara abadi di Bali
Katanya demi semesta yang selalu harmonis
Ibu Darmi kembali meringis
Semesta harmonis perlu tangisan Bu Darmi
Sesampainya di rumah
Ibu Darmi bergegas memasak makanan untuk semua
Makanan sedikit tapi keluarganya banyak
Pejuang harmonis walau perut menahan lapar
Gemah ripah alamnya harmonis
Begitu tertulis di brosur pariwisata
Ibu Darmi kembali meringis
Keluarga harmonis perlu tangisan Bu Darmi
Di tеngah semua derita
Ibu Darmi tetap bеrdoa
Agar pulau seribu pura
Tak menjadi seribu pura-pura
Mencoba peruntungan
Bapak Darma mempercayakan nasib pada seekor ayam
Uangnya sedikit tapi pengen cepat banyak
Tak menambah uang, Pak Darma menambah hutang
Menang mungkin, kalah sudah pasti
Nampaknya begitu tulis tangannya Pak Darma
Ibu Darmi kembali meringis
Pak Darma jadi bengis, Bu Darmi jadi sasaran
Di tengah semua derita
Ibu Darmi bertanya-tanya
Apa para dewa di sana telah meninggalkan pulau Dewata?
Terlintas di benak Bu Darmi
Tuk tinggalkan semua ini
Tapi jadi janda atau mati
Bisa jadi lebih seram dari ini